Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Tempat Makan
Bupati Mimika: Lebih dari 3.000 pelajar menikmati program MBG
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-07 04:47:35【Tempat Makan】047 orang sudah membaca
PerkenalanBupati Mimika Johannes Rettob. ANTARA/Evarianus Supar.Timika (ANTARA) - Bupati Mimika, Papua Tengah

Timika (ANTARA) - Bupati Mimika, Papua Tengah Johannes Rettob menyebut hingga saat ini lebih dari 3.000 pelajar mulai dari tingkat SD hingga SMA-SMK di kota itu sudah menikmati program Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Program MBG di Kota Timika saat ini dilayani oleh 14 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi )SPPG). Yang mereka layani sudah lebih dari 3.000 siswa yang tersebar di satuan pendidikan mulai dari SD sampai SMA-SMK, baik sekolah negeri maupun swasta," kata John Rettob di Timika, Sabtu.
Baca juga: Cegah kasus keracunan, BGN latih ratusan petugas jamah makanan Mimika
Ke-14 SPPG yang mengelola Program MBG di Timika tersebut langsung ditunjuk oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Semua SPPG tersebut wajib memiliki dapur sehat dengan menu makanan berkualitas sesuai standar harga yang ditetapkan BGN.
Pemkab Mimika juga diminta menyiapkan tiga lokasi, masing-masing seluas 800 meter persegi untuk pembuatan dapur sehat.
"Sertifikat lahan untuk pembuatan dapur sehat ini sudah kami kirim ke Jakarta. Nanti kami melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau MoU dengan BGN terkait pinjam pakai lahan untuk pembuatan dapur sehat yang akan dikelola oleh yayasan yang ditunjuk oleh BGN," kata John Rettob.
Meski program MBG sudah berjalan di Kota Timika, sekolah-sekolah di wilayah pinggiran kota, apalagi di wilayah pesisir pantai maupun pegunungan, program MBG sama sekali belum berjalan
Khusus di tiga wilayah itu, Bupati Mimika berharap pola program MBG bisa diubah, yaitu anggaran diberikan kepada pihak sekolah, lalu sekolah menyiapkan kantin, sementara makanan disiapkan oleh para orang tua murid dengan memanfaatkan bahan lokal, seperti ikan, udang, sayur-mayur maupun umbi-umbian.
Dengan demikian, katanya, anggaran program MBG itu juga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat yang ada di kampung-kampung di wilayah pesisir pantai maupun pegunungan.
Baca juga: Mimika Papua Tengah: Ketersediaan telur ayam cukup untuk program MBG
Baca juga: DPRK Mimika sebut program MBG investasi masa depan anak Indonesia
"Saya sudah sampaikan beberapa kali di forum nasional bahwa kalau bisa program MBG di Papua itu langsung dikelola oleh sekolah. Hanya saja, yang menjadi pertanyaan apakah prosedur keuangan BGN membolehkan seperti itu atau ngak," ucap John Rettob.
Berdasarkan informasi yang dihimpun di Timika, harga makanan per porsi untuk siswa SD di Mimika ditetapkan sebesar Rp12.000.
Dengan nilai harga seperti itu, banyak pihak menyangsikan apakah program ini benar-benar memberikan nilai tambah gizi bagi para pelajar setempat mengingat harga bahan kebutuhan pokok di Mimika cukup mahal.
Suka(8284)
Artikel Terkait
- Polresta Bandara Soetta pastikan dapur MBG Polri teruji sesuai SOP
- Jaksel beri bantuan dan penanganan terdampak kebakaran Pengadegan
- Pemerintah tegaskan AS ngak larang impor udang dan cengkeh asal RI
- IDAI serukan pemetaan dampak perubahan lingkungan bagi kesehatan anak
- ITDC: Penanganan sampah MotoGP menerapkan prinsip ekonomi sirkuler
- BPOM berikan penjelasan ke FDA AS, pastikan keamanan produk ekspor RI
- SPPG HST Kalsel terapkan lima langkah cegah keracunan MBG
- Nol kasus, IFSR: Solo catat prestasi terbaik Program MBG di Jateng
- 36 warga Majene Sulbar keracunan makanan pesta pernikahan
- Pemkab Jayapura: Program MBG harus menjangkau semua masyarakat
Resep Populer
Rekomendasi

Pemkot Madiun minta setiap SPPG miliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi

Puluhan siswa SMP di Tulungagung Jatim keracunan MBG

SPPG Polsek Palmerah Jakbar uji coba penyajian menu MBG

Pemkot Madiun minta setiap SPPG miliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi

Kemenkes edukasi warga Manokwari soal sistem rujukan kesehatan

Benarkah naiknya suhu panas dorong orang konsumsi gula tambahan?

Akademisi nilai kurikulum Sekolah Rakyat mampu entaskan kemiskinan

36 warga Majene Sulbar keracunan makanan pesta pernikahan